Ketua PWM Lampung Sudarman menjadi Khatib salat Idulfitri 1444H di Masjid Taqwa Muhammadiyah, Kabupaten Pringsewu, Lampung. Salat Idulfitri ini digelar pada Jumat (21/4/2023) sesuai dengan Keputusan PP Muhammadiyah.
Poin pertama yang disampaikan Sudarman adalah tentang nilai Idulfitri sebagai momen kembali kepada kesucian. "'Id berarti kembali, dalam arti kembali pada keadaan semula. Jati diri kita kembali kepada kesucian," kata Sudarman.
"Idulfitri antara lain kembalinya manusia dalam keadaan suci. Setiap kali kita melakukan dosa dan pelanggaran, semakin jauh dari fitrah," lanjut Sudarman.
Poin kedua, Sudarman mengapresiasi serta mendorong persaudaraan dan persatuan untuk terus dijaga meskipun Idulfitri tahun ini berbeda. "Kita bangga memiliki masyarakat yang dewasa, memiliki kearifan dan kebijaksanaan. Idulfitri boleh berbeda, tapi ukhuwah dan persaudaraan, persatuan dan kesatuan harus tetap kita jaga," tukas Sudarman.
Poin ketiga, Sudarman menyampaikan fitrah manusia dan tantangan menjaga fitrah manusia di era disrupsi. "Fitrah manusia adalah mencintai hidup tenang dan damai sesama manusia. Melakukan fitrah dalam zaman disrupsi bukanlah sesuatu yang mudah. Zaman yang membawa pergeseran nilai dan cara pandang hidup manusia. Membawa banyak perubahan bagi kehidupan manusia," ujar Sudarman.
"Indonesia memiliki wilayah sangat luas, dengan modal sosial dan budaya yang sangat kuat. Tetapi hal ini sedikit demi sedikit berubah. Sebagian kalangan bahkan terjebak dalam fanatisme buta dibanding toleransi dan menghargai perbedaan," tutur Sudarman.
Di akhir khutbahnya, Sudarman menyampaikan tiga tips untuk menjadi lebih bijak dalam penggunaan media sosial:
- Yakini dan pahami medsos adalah nikmat dari Allah dan wasilah duniawi untuk mencapai keridhoan Allah. Jangan menjadi penyebab keburukan dan laknat Allah
- Hindari penggunaan medsos sebagai wadah melakukan kemaksiatan. Keburukan sekecil apapun akan dibalas oleh Allah.
- Tidak semua informasi kita teruskan dan sebarkan. Nabi bahkan bersabda, "Cukup bagi seseorang dikatakan pendusta apabila ia mengatakan semua yang ia dengarkan."
Penulis: NMA